Pasar kripto tahun ini terasa sangat berbeda. Setelah sempat menyentuh rekor tertinggi, pergerakan harga Bitcoin kini malah terjebak di zona jenuh yang membosankan bagi investor retail. Banyak yang mulai bertanya, apakah masih ada alasan untuk bertahan ketika indeks saham konvensional justru terlihat lebih stabil dan menjanjikan?<\/p>\n
Namun, jangan buru-buru menyerah sebelum Natal tiba. Di balik dominasi institusi, arus likuiditas global dan narasi baru Layer-2 mulai memicu momentum segar. Fokus pasar kini bergeser pada solusi skalabilitas yang lebih cepat, memberikan harapan baru bagi mereka yang mencari peluang keuntungan besar di tahun depan.<\/p>\n
Menjelang Natal 2025, pergerakan Bitcoin sedang berada di persimpangan jalan yang cukup krusial. Setelah sempat mencetak rekor fantastis di angka $125.000, kini harganya cenderung “dingin” dan bergerak stagnan di kisaran $85.000 hingga $90.000<\/a>.<\/p>\n Fenomena ini membuat banyak investor retail mulai melirik kembali instrumen TradFi (keuangan tradisional) seperti indeks saham yang dianggap lebih stabil.<\/p>\n Namun, di balik layar, para “raksasa” justru sedang berpesta. Data terbaru menunjukkan bahwa alokasi institusi ke dalam produk ETF Bitcoin dan cadangan kas perusahaan justru meningkat tajam di kuartal terakhir tahun ini.<\/p>\n A lot of people have been asking for an update on this chart, so I\u2019ll just leave this here for anyone who needs to see it. — Julien Bittel, CFA (@BittelJulien) December 17, 2025<\/a><\/p><\/blockquote>\n\n
\u00a0
This shows the average BTC trajectory following an oversold RSI reading, with RSI falling below 30 at t=0.
\u00a0
So far, it\u2019s been pretty bang on.
\u00a0
Unless you\u2026 pic.twitter.com\/FRLt5w7oFT<\/a><\/p>\n