Laporan Coinbase: Musim Altcoin Skala Penuh di Depan Mata

Dengan dominasi pasar Bitcoin yang menurun dan minat institusional terhadap Ethereum yang terus meningkat, eksekutif Coinbase, David Duong, memprediksi September bisa menjadi awal reli besar altcoin. Poin Penting Dominasi Bitcoin turun menjadi 59,5%, menandakan adanya rotasi modal ke altcoin. Kapitalisasi pasar altcoin melonjak lebih dari 50% sejak awal Juli. Adopsi institusional dan pengajuan ETF menambah […]

Astari Nurani By Astari Nurani Updated 3 mins read
Laporan Coinbase: Musim Altcoin Skala Penuh di Depan Mata

Dengan dominasi pasar Bitcoin yang menurun dan minat institusional terhadap Ethereum yang terus meningkat, eksekutif Coinbase, David Duong, memprediksi September bisa menjadi awal reli besar altcoin.

Poin Penting

    • Dominasi Bitcoin turun menjadi 59,5%, menandakan adanya rotasi modal ke altcoin.
    • Kapitalisasi pasar altcoin melonjak lebih dari 50% sejak awal Juli.
    • Adopsi institusional dan pengajuan ETF menambah momentum reli altcoin.

Altcoin semakin menunjukkan kekuatan di pasar cryptocurrency, dengan analis Coinbase memperkirakan bahwa September dapat menjadi titik awal “musim altcoin” skala penuh. Tren ini terjadi di tengah penurunan tajam dominasi Bitcoin, sementara minat institusional terhadap Ethereum (ETH) di level $4.618 terus meningkat.

Kepala Riset Coinbase Institutional, David Duong, mengungkapkan bahwa pangsa Bitcoin dalam total kapitalisasi pasar crypto telah turun dari lebih dari 65% pada Mei menjadi sekitar 59% di Agustus — level terendah sejak Januari.

Secara historis, penurunan dominasi Bitcoin (BTC) ke level tersebut sering diikuti reli besar altcoin. Kapitalisasi pasar altcoin sudah melonjak lebih dari 50% sejak awal Juli, meskipun indeks “altseason” masih berada di bawah ambang 75 poin yang secara tradisional digunakan untuk menandai periode lonjakan harga ini.

Duong menyoroti meningkatnya permintaan Ethereum dari treasury institusional dan pengaruh positif narasi stablecoin. Menurutnya, pasar sedang membentuk skenario “rotasi altcoin yang lebih matang” dalam beberapa minggu ke depan.

Minat Ritel Meningkat

Minat ritel terhadap pasar altcoin juga mengalami lonjakan. Data Google Trends menunjukkan pencarian kata “altcoin” berada di level tertinggi sejak 2021 — pola yang secara historis terkait dengan fase rotasi modal besar-besaran seperti boom ICO pada 2018 dan gelombang DeFi-NFT di 2021.

Analis memperkirakan siklus 2025 akan didorong kombinasi adopsi institusional, aktivitas ETF, dan ekspansi kepemilikan altcoin oleh berbagai perusahaan.

Pada paruh pertama tahun ini, sejumlah perusahaan seperti SharpLink Gaming dan BTCS meningkatkan kepemilikan Ethereum. Upexi (Solana), CEA Industries (BNB), dan Mill City Ventures (Sui) juga membangun cadangan altcoin dalam jumlah signifikan.

Sementara itu, kondisi regulasi yang membaik di Amerika Serikat memicu lonjakan pengajuan ETF altcoin. Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) telah menerima setidaknya 31 pengajuan, termasuk untuk Solana, XRP ($3,11), Litecoin ($120,6), Avalanche ($24,43), dan Dogecoin ($0,23).

Musim Altcoin Berikutnya?

Dalam laporan sebelumnya, pakar pasar Michael van de Poppe memprediksi banyak aset digital bisa mencatat kenaikan 200% hingga 500% dalam dua hingga empat bulan mendatang. Ia mengungkapkan saat ini dirinya “all-in” pada altcoin, yang terus mencetak level tertinggi baru seiring reli ETH menuju $4.000.

Arthur Hayes, pendiri bersama BitMEX, juga memperkirakan “musim altcoin raksasa” akan segera terjadi, didorong kombinasi indikator pasar yang positif.

Menurut data CoinMarketCap, altcoin papan atas telah melonjak tajam dalam sepekan terakhir. ETH naik 20%, SOL ($193) melompat 13%, ADA ($0,95) melejit 20%, dan HYPE (BTC $118.612) naik 21%. Pergerakan harga ini bisa menjadi sinyal bahwa aset-aset tersebut berpotensi menjadi crypto terbaik untuk dibeli di 2025.

Disponsori
Astari Nurani

Astari Nurani adalah kontributor CoinSpeaker Indonesia yang memiliki minat besar pada inovasi Web3 dan NFT. Lulus dari jurusan Komunikasi Massa, Astari menggabungkan kemampuan storytelling dengan data pasar untuk menciptakan artikel yang informatif dan menarik. Ia memulai penulisan tentang crypto pada 2019, tepat saat gelombang DeFi pertama mulai berkembang. Pengalamannya bekerja sama dengan berbagai komunitas blockchain di Asia membuat Astari memahami dinamika investor ritel di Indonesia. Ia sering menyoroti potensi proyek-proyek baru, sekaligus memberikan panduan investasi yang berbasis riset, sehingga pembaca mendapatkan perspektif yang lebih terarah sebelum mengambil keputusan.

Artikel Terkait