Prediksi harga Shiba Inu kian suram akibat munculnya sinyal weekly death cross pertama kalinya.
Penurunan harga tahunan sebesar 66% memicu kepanikan investor dan membuat sentimen pasar memburuk.
Pepenode menjadi alternatif koin meme baru yang berhasil menggalang dana presale sebesar $2,3 juta.
.
Para pemegang koin SHIB kini dilanda kepanikan hebat sepanjang tahun 2025. Penurunan nilai yang menyentuh 66% membuat prediksi harga Shiba Inu menjelang 2026 terlihat sangat suram. Komunitas bahkan mulai pesimis karena aset mereka terus merosot tanpa tanda-tanda pemulihan.
Saking kecewanya, seorang investor lama sampai memprotes Shytoshi Kusama di media sosial X. Ia mendesak pendiri proyek tersebut segera bertindak nyata agar harga koin tidak terus amblas menuju nol dan semakin merugikan para trader setianya.
Pola ‘Death Cross’ Mingguan Pertama, SHIB Berpotensi Anjlok Lebih Dalam
Kondisi pasar Shiba Inu (SHIB) saat ini benar-benar sedang diuji. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, muncul sinyal weekly death cross—sebuah indikator teknikal di mana rata-rata pergerakan jangka pendek memotong ke bawah rata-rata jangka panjang.
Sinyal ini biasanya menjadi momok bagi trader karena menandakan tren bearish yang sangat kuat dan berpotensi memicu penurunan yang lebih dalam. Situasi makin mengkhawatirkan karena SHIB baru saja menjebol level support horizontal krusial yang sebenarnya mampu bertahan sejak awal 2023.
Saat ini, harga tertahan di kisaran $0,00000706. Jika melihat grafik dari TradingView, koin ini terjebak dalam saluran penurunan (descending channel) sejak puncaknya di 2024. Garis tren menurun tersebut kini berfungsi sebagai tembok resistansi yang sangat sulit ditembus.
Banyak analis yang memperbarui prediksi harga Shiba Inu dengan nada skeptis. Indikator osilator seperti RSI (Relative Strength Index) kini berada di area lemah, yakni di angka 31 dan 37.
Meski sudah masuk kategori jenuh jual (oversold), nyatanya belum ada volume beli yang cukup besar untuk memicu pembalikan harga. Tanpa adanya sentimen positif atau pembakaran koin (burn rate) yang masif secara fundamental, SHIB berisiko jatuh ke level psikologis yang jauh lebih rendah.
Beberapa pengamat pasar dari platform eksternal juga menyoroti bahwa jika level support lama yang sudah jebol tadi berubah menjadi resistansi baru, maka peluang pemulihan bagi koin receh crypto ini dalam waktu dekat akan sangat tipis.
Para investor kini hanya bisa berharap adanya kejutan dari ekosistem Shibarium atau katalis pasar global untuk mematahkan pola penurunan ini.
Prediksi Harga Shiba Inu: SHIB Berpotensi ‘Mati’ Apabila Tidak Mampu Merebut Kembali Level Support Kunci
Analis kripto populer, Nebraskangooner, baru saja memberikan vonis keras dengan menyebut Shiba Inu (SHIB) berisiko “mati” kecuali jika mampu merebut kembali level support kunci di angka $0,00000135.
Ambang batas ini dianggap sebagai titik krusial yang akan menentukan apakah SHIB sanggup bangkit melakukan pemulihan bermakna atau justru terus merosot hingga memasuki tahun 2026.
Kondisi ini diperparah oleh kombinasi rusaknya struktur teknikal, melemahnya indikator momentum, serta sentimen pasar yang kian memburuk di kalangan pemegang aset.
Munculnya pola weekly death cross yang dibarengi dengan jebolnya level dukungan multi-tahun mengisyaratkan bahwa struktur bearish ini bisa bertahan lama jika tidak ada katalis fundamental yang luar biasa besar.
Beberapa data terbaru di Desember 2025 bahkan menunjukkan adanya anomali pada data futures dan penurunan minat institusional yang signifikan.
Agar tren ini berbalik, SHIB harus segera kembali ke atas level support yang hilang tersebut, tentunya dengan dukungan volume transaksi yang tinggi. Hingga hal itu terjadi, para trader cenderung tetap waspada karena rasa takut (fear) masih mendominasi pergerakan salah satu meme coin ikonik dari siklus 2021 ini.
Prediksi harga Shiba Inu kini sangat bergantung pada kemampuan komunitas dan pengembang dalam menghadirkan utilitas nyata di ekosistem Shibarium untuk memicu kembali minat beli.
Pepenode (PEPENODE): Alternatif Koin Meme dengan Potensi Imbalan Tinggi
Saat tren prediksi harga Shiba Inu kian suram akibat sinyal death cross, perhatian investor kini mulai beralih ke proyek pendatang baru yang lebih agresif, salah satunya adalah Pepenode (PEPENODE).
Meski tetap dibalut dengan narasi meme dan menggunakan karakter kuat Pepe The Frog, PEPENODE lebih dari sekedar koin micin. Proyek ini justru kaya akan utilitas yang dapat memberi investor penghasilan tambahan melalui mekanisme staking dan penambangan.
Di tengah lesunya pasar koin meme lama, Pepenode berhasil mencatatkan performa gemilang dengan mengumpulkan dana lebih dari $2,3 juta (Rp39,8 miliar) dalam fase presale.
PEPENODE menarik minat banyak investor berkat konsep mine-to-earn virtual yang memungkinkan pengguna “menambang” koin melalui peramban web tanpa perangkat keras mahal.
Pengguna hanya memerlukan node penambangan, yang dapat dibeli dengan menukarkan token $PEPENODE mereka.
Lebih menariknya lagi, proyek ini menerapkan mekanisme deflasi token. Sebanyak 70% dari token $PEPENODE yang digunakan untuk membeli node akan dibakar secara permanen untuk mengurangi jumlah pasokan. Hal ini dapat memicu kelangkaan yang diharapkan dapat mendorong harga token terus naik.
Tidak mengherankan jika prediksi harga PEPENODE yang dirilis oleh sejumlah influencer dan analis kripto sangat optimis. Platform yang inovatif, antusiasme presale tinggi, dan model pembakaran token diprediksi akan membawa PEPENODE naik hingga 100x lipat dari harga presalenya saat ini.
Harga presale saat ini dipatok di $0,0012112 per token. Namun, hanya tersisa waktu kurang dari 16 hari sebelum presale berakhir dan harga token naik lebih tinggi. Jadi, apabila Anda tertarik dengan proyek ini, segera baca panduan cara beli PEPENODE untuk mengetahui langkah-langkah terbaik berpartisipasi dalam presale PEPENODE.
Disclaimer: Pendapat dan pandangan yang diungkapkan dalam postingan ini tidak selalu mencerminkan kebijakan atau posisi resmi Coinspeaker Indonesia. Informasi yang disediakan dalam postingan ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, investasi, atau profesional. Coinspeaker Indonesia tidak mendukung produk, layanan, atau perusahaan tertentu yang disebutkan dalam postingan ini. Pembaca disarankan untuk melakukan riset mandiri dan berkonsultasi dengan profesional yang berkualifikasi sebelum mengambil keputusan keuangan apa pun. Jangan pernah menginvestasikan lebih dari yang Anda siap kehilangan.
Alvaro Pradipta adalah analis crypto dan penulis senior di CoinSpeaker Indonesia dengan spesialisasi pada Bitcoin, Ethereum, dan aset digital berkapitalisasi besar. Dengan latar belakang di bidang Teknologi Informasi, Alvaro memiliki kemampuan untuk membedah aspek teknis blockchain sekaligus menjelaskan implikasinya terhadap harga dan adopsi.
Sejak 2018, Alvaro aktif menulis ulasan pasar harian, analisis teknikal, dan liputan event crypto internasional. Gaya tulisannya memadukan analisis berbasis data dengan wawasan tren global, menjadikannya salah satu penulis yang banyak diikuti oleh pembaca setia CoinSpeaker Indonesia.
Kami menggunakan cookie untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami. Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda setuju dengan hal tersebut.Ok