Harga Solana (SOL) mengalami tekanan dan volatilitas meskipun proyek DEX baru bernama Percolator diluncurkan oleh co-founder Solana.
Snorter, sebuah trading bot berbasis Telegram yang dibangun di atas Solana, sukses menarik investor dengan presale senilai $5.3 juta atau sekitar Rp88,22 miliar.
Token SNORT dinilai undervalued dan menawarkan potensi pertumbuhan hingga 100x, dengan fitur seperti staking, eksekusi cepat, dan akses trading langsung via Telegram.
.
Harga Solana (SOL) masih menunjukkan pergerakan yang volatil di tengah tren koreksi pasar crypto secara luas. Saat ini, SOL diperdagangkan di bawah support $190 atau sekitar Rp3.162.000, dengan penurunan harian sebesar 3,52% setelah gelombang likuidasi besar dalam 30 hari terakhir.
Sementara itu, dunia decentralized finance (DeFi) kembali bergairah setelah co-founder Solana, Anatoly Yakovenko, membagikan prototipe proyek DEX perpetual futures bernama Percolator. Ia bahkan mengundang para developer untuk “menjiplak” ide tersebut dan mengembangkan lebih lanjut, menandakan dorongan terbuka untuk inovasi di ekosistem Solana.
Percolator: DEX Baru Solana yang Bisa Dorong Likuiditas DeFi?
Percolator merupakan prototipe decentralized exchange perpetual futures yang dibangun langsung di jaringan Solana. Platform ini mengelola tracking posisi, perhitungan margin, dan pengelolaan collateral secara on-chain artinya semua proses dilakukan tanpa perantara pusat, langsung di blockchain.
Proyek ini tidak hanya sekadar menambah fitur di dunia DeFi. Percolator diposisikan sebagai langkah strategis yang dapat memperkuat posisi Solana di tengah kompetisi ketat antar blockchain. Fokus desainnya adalah pada peningkatan likuiditas, elemen penting yang menentukan keterlibatan pengguna dan pertumbuhan ekosistem secara menyeluruh.
Jika berhasil, Percolator dapat membuka peluang trading baru, menarik aliran modal baru, dan meningkatkan total value locked (TVL) dalam jaringan Solana. Hal ini juga menciptakan insentif kuat bagi developer dan liquidity provider untuk masuk lebih awal ke dalam ekosistem.
Pada Oktober lalu, volume perdagangan perpetual futures global mencapai lebih dari $553 juta atau sekitar Rp9,2 triliun. Langkah Solana melalui Percolator memberi sinyal bahwa mereka siap bersaing dengan platform DeFi besar lainnya yang telah mapan.
Prediksi Harga Solana: Harapan Bullish Meski Sinyal Teknis Masih Melemah
Tanggal 16 Oktober lalu, SEC Amerika Serikat mengumumkan penundaan keputusan terkait beberapa ETF crypto, termasuk ETF spot Solana dari Bitwise yang sangat dinanti. Keputusan ini menempatkan SOL dalam posisi krusial, dengan kombinasi tekanan teknikal dan regulasi yang memengaruhi arah harga berikutnya.
Secara teknikal, grafik harian SOL menunjukkan tanda-tanda melambatnya momentum. Harga sempat bertahan di kisaran $185–$190 atau sekitar Rp3.078.000–Rp3.162.000, namun saat ini altcoin ini berjuang mempertahankan posisinya di antara token DeFi papan atas.
Rata-rata pergerakan jangka pendek memang masih mengindikasikan tren naik. Tetapi jarak antara rata-rata jangka pendek dan jangka panjang mulai menyempit, menandakan potensi pelemahan tren bullish. Indikator MACD juga mulai kehilangan tenaga di zona positif, dan RSI mulai bergerak ke wilayah netral.
Jika berhasil breakout dari pola descending wedge, harga SOL berpotensi naik menuju area resistance kuat di $200 atau sekitar Rp3.329.000. Namun jika tekanan berlanjut, support penting berikutnya berada di level $170 (Rp2.829.000) dan $155 (Rp2.579.000).
Snorter Mulai Menarik Perhatian: Bot Telegram AI untuk Trader Cerdas
Di saat prediksi harga Solana masih belum menemukan kestabilan akibat permintaan yang melemah dan penundaan ETF, Snorter justru mencuri momentum sebagai alternatif baru yang menjanjikan. Proyek ini tidak sekadar menawarkan meme coin biasa, melainkan solusi nyata bagi trader yang ingin lebih efisien dan terdesentralisasi.
Snorter dibangun di atas jaringan Solana dan terintegrasi langsung dengan Telegram. Artinya, siapa pun bisa mengakses fitur trading canggih hanya lewat aplikasi yang sudah mereka gunakan setiap hari.
Snorter memungkinkan pengguna untuk membeli token, ikut presale crypto, menyalin aktivitas wallet top-performing, dan mengeksekusi transaksi dengan kecepatan tinggi. Semuanya tanpa meninggalkan Telegram.
Fitur unggulan dari Snorter Bot antara lain:
Bot trading crypto meme yang intuitif, cocok untuk pemula hingga whale.
Biaya transaksi yang sangat rendah, eksekusi instan, serta perlindungan front-running dan MEV.
Imbal hasil staking hingga 103% per tahun.
Smart contract sudah diaudit dan diverifikasi.
Permintaan tinggi dari investor, terbukti dengan dana presale sebesar $5.3 juta atau sekitar Rp88,22 miliar.
Harga token SNORT saat ini hanya $0.1083 atau sekitar Rp1.801.
Snorter mengusung model trading transparan, tanpa biaya tersembunyi. Dengan harga yang masih tergolong undervalued dan ekosistem yang sedang tumbuh, investor awal membidik potensi kenaikan hingga 100x saat proyek ini resmi launching.
Di tengah pasar crypto yang terus bergejolak, Snorter muncul sebagai kandidat kuat dalam daftar crypto terbaik untuk dibeli tahun ini. Tidak hanya menawarkan potensi keuntungan, tapi juga fungsi nyata yang dibutuhkan komunitas trader sehari-hari.
Prediksi Harga Snorter dan Cara Bergabung
Melihat adopsi awal yang sangat positif, dana presale yang sudah terkumpul sebesar $5.3 juta atau sekitar Rp88,22 miliar, dan harga token SNORT yang masih berada di level $0.1083, potensi prediksi harga Snorter untuk naik tajam sangat terbuka.
Jika proyek ini mampu mempertahankan momentum dan adopsi terus meluas pasca peluncuran resmi, bukan mustahil bagi token ini untuk mencetak lonjakan hingga 100x seperti yang diproyeksikan oleh para early adopter.
Untuk Anda yang tertarik, cara beli Snorter sangat mudah. Kunjungi situs resminya, sambungkan wallet non-kustodial Anda seperti Best Wallet, lalu pilih metode pembayaran baik dengan $USDT, $ETH maupun dompet Solana.
Jika Anda belum memiliki crypto sama sekali, tersedia opsi gateway fiat yang memungkinkan pembelian langsung menggunakan kartu debit atau kredit dalam IDR. Prosesnya cepat, aman, dan sangat cocok bagi investor pemula.
Setelah pembelian selesai, Anda dapat langsung staking token SNORT dengan potensi imbal hasil mencapai 103% per tahun. Staking juga membuka akses fitur tambahan dan potensi reward dari performa trading yang semakin meningkat.
Untuk mendapatkan pembaruan terbaru, ikuti akun X (Twitter) resmi proyek dan bergabunglah dengan komunitas mereka melalui Telegram Snorter. Anda bisa berinteraksi langsung dengan tim pengembang, mengikuti sesi AMA, serta mendapat bocoran fitur terbaru sebelum launching besar dimulai.
Segera kunjungi situs resmi Snorter untuk informasi lengkap seputar roadmap, whitepaper, tokenomics, dan akses eksklusif selama masa presale. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari revolusi meme coin berbasis AI dan trading bot. Dan baca artikel kami tentang prediksi harga Snorter yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan.
Disclaimer: Pendapat dan pandangan yang diungkapkan dalam postingan ini tidak selalu mencerminkan kebijakan atau posisi resmi Coinspeaker Indonesia. Informasi yang disediakan dalam postingan ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, investasi, atau profesional. Coinspeaker Indonesia tidak mendukung produk, layanan, atau perusahaan tertentu yang disebutkan dalam postingan ini. Pembaca disarankan untuk melakukan riset mandiri dan berkonsultasi dengan profesional yang berkualifikasi sebelum mengambil keputusan keuangan apa pun. Jangan pernah menginvestasikan lebih dari yang Anda siap kehilangan.
Sulastri adalah penulis konten crypto dan Web3 yang juga investor sejak 2017. Kecintaannya pada teknologi blockchain menjadikannya mitra ideal bagi proyek kripto yang ingin tampil menonjol. Ia dikenal karena kemampuannya menyederhanakan konsep rumit menjadi konten yang engaging, strategis, dan tepat sasaran.
Kami menggunakan cookie untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami. Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda setuju dengan hal tersebut.Ok