Whale Suntikkan Dana Tambahan Rp5,48 Miliar ke Bitcoin Hyper Menjelang Uptober – Apakah Ini Crypto 1000x Berikutnya?
Tiga whale besar investasi di Bitcoin Hyper jelang Uptober. Apakah ini sinyal kuat untuk crypto berikutnya yang bisa naik 1000x? Simak cara ikut presalenya!
Menjelang datangnya bulan ‘Uptober’—yang dimulai besok—ekspektasi pasar terhadap potensi lonjakan harga $BTC makin meningkat tajam. Oktober memang dikenal sebagai salah satu bulan terkuat bagi crypto terbesar di dunia, dengan rata-rata pengembalian historis mencapai 21,89%.
Inilah waktu yang sangat tepat bagi peluncuran Bitcoin Hyper, proyek Layer-2 (L2) yang akan segera aktif. Jika permintaan pasar memuncak seperti yang diperkirakan, maka proyek ini berpotensi menjadi solusi utama untuk mengatasi skalabilitas Bitcoin—tepat saat jaringan sedang membutuhkannya.
Tidak heran jika para whale pun mulai bergerak. Hanya dalam 24 jam terakhir, tiga whale besar masing-masing menyuntikkan dana sebesar $113.800 (Rp1,89 miliar), $109.900 (Rp1,83 miliar), dan $105.400 (Rp1,75 miliar) ke presale token $HYPER. Ini menjadi sinyal kuat bahwa mereka percaya penuh terhadap masa depan Layer-2 ini.
Jika antusiasme ini terus meningkat, bukan tidak mungkin $HYPER akan menjadi crypto berikutnya yang melesat 1000 kali lipat.
Harga $BTC Naik 4,5% dalam Sebulan, Apakah Reli Oktober Akan Dimulai?
Dalam satu bulan terakhir, harga Bitcoin mengalami kenaikan lebih dari 4,5%—mengindikasikan momentum bullish mulai terbentuk.
Memang, harga $BTC sempat turun dari $114.000 (Rp1,899 miliar) menjadi $113.000 (Rp1,882 miliar) sejak kemarin. Namun, kondisi ini belum sepenuhnya negatif bagi crypto nomor satu di dunia.
Selama beberapa siklus pasar paling menantang sekalipun, bulan Oktober sering kali menjadi titik balik di mana sentimen terhadap $BTC berbalik arah dari bearish ke bullish.
Sebagai contoh, pada tahun 2023, setelah kenaikan kecil 3,91% di bulan September, harga $BTC langsung melonjak 28,52% di bulan berikutnya.
Inilah mengapa institusi besar saat ini mulai menyiapkan diri menghadapi potensi lonjakan harga berikutnya.
Michael Saylor baru saja mengumumkan bahwa perusahaannya—Strategy (sebelumnya MicroStrategy)—telah membeli tambahan 196 $BTC, dengan nilai sekitar $221 juta (Rp3,68 triliun).
Per September, total kepemilikan Strategy mencapai 640.031 $BTC senilai lebih dari $47,35 miliar (Rp789,7 triliun), dengan rata-rata harga pembelian di kisaran $73.983 (Rp1,23 miliar) per token.
Strategy bukan satu-satunya perusahaan publik yang memperbesar eksposur terhadap Bitcoin dalam rangka mengantisipasi bull run berikutnya.
Selama 30 hari terakhir, MARA Holdings meningkatkan jumlah kepemilikan mereka menjadi 52.477 $BTC senilai sekitar $5,94 miliar (Rp99 triliun).
Perusahaan XXI juga bertaruh besar pada kenaikan $BTC, dengan total kepemilikan sebanyak 43.515 $BTC senilai sekitar $4,92 miliar (Rp81,9 triliun).
Ketika perusahaan-perusahaan besar berani menggelontorkan dana miliaran dolar ke Bitcoin, hal ini memperkuat status $BTC sebagai penyimpan nilai (store of value) yang lebih dari sekadar aset spekulatif.
Tindakan ini juga mendorong permintaan dan meningkatkan kepercayaan pasar. Namun, di sisi lain, peningkatan popularitas dan volume transaksi sering kali memberikan tekanan besar terhadap jaringan Bitcoin.
Kecepatan Transaksi Bitcoin 43% Lebih Lambat Dibanding Ethereum
Masalah skalabilitas bukanlah hal baru bagi Bitcoin. Saat ini, jaringan hanya mampu memproses 12,47 transaksi per detik (tps), atau 43,32% lebih lambat dari Ethereum yang mampu mencatatkan 22,01 tps.
Pada titik maksimalnya, Bitcoin hanya mampu memproses 13,2 tps—jauh di bawah Ethereum yang pernah mencetak 62,34 tps, dan sangat tertinggal dari Solana yang mampu menangani hingga 65.000 tps.
Keterbatasan ini sering menyebabkan biaya transaksi (gas fee) melonjak saat jaringan ramai. Setelah halving yang terjadi Oktober lalu, biaya rata-rata transaksi melonjak hingga $8,36 (Rp139.328) hanya sebulan setelahnya.
Kini, biaya transaksi memang turun menjadi sekitar $0,84 (Rp14.004), namun fluktuasinya tetap menyulitkan pengguna harian untuk menggunakan Bitcoin sebagai alat transaksi rutin.
Untungnya, kini muncul solusi yang menjanjikan. Bitcoin Hyper hadir dan siap diluncurkan pada kuartal ini sebagai jawaban atas masalah skalabilitas tersebut.
Bitcoin Hyper L2 Hadirkan Kecepatan Solana untuk Ekosistem Bitcoin
Bitcoin Hyper dibangun di atas teknologi Solana Virtual Machine (SVM), yang memungkinkan proyek ini menghadirkan kecepatan dan skalabilitas setara Solana ke dalam jaringan Bitcoin. Teknologi ini mampu mendukung ribuan transaksi per detik (tps) dengan biaya yang jauh lebih murah.
Untuk memastikan proses transaksi berjalan lebih cepat, efisien, dan fleksibel, Bitcoin Hyper mengandalkan teknologi Canonical Bridge. Teknologi ini memungkinkan integrasi mulus antara jaringan Bitcoin utama (base layer) dan ekosistem Layer-2 milik Bitcoin Hyper.
Lebih dari sekadar solusi teknis, proyek ini juga membuka peluang bagi Bitcoin untuk berevolusi menjadi pusat aktivitas DeFi, dApps, launchpad, dan bahkan proyek-proyek meme coin terbaik.
Setelah $BTC berhasil dipindahkan melalui jembatan ini, pengguna dapat mengakses berbagai protokol smart contract, aplikasi terdesentralisasi, serta platform likuiditas langsung di dalam ekosistem Hyper L2. Semua ini dilakukan tanpa harus meninggalkan jaringan Bitcoin.
$HYPER Jadi Motor Pertumbuhan Ekosistem dan Tawarkan Imbal Hasil Staking 61%
Token $HYPER memainkan peran sentral dalam mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan seluruh ekosistem. Sebanyak 30% dari total pasokan token dialokasikan khusus untuk mendanai pengembangan jangka panjang proyek ini.
Tak hanya itu, 25% tambahan dari pasokan token juga disisihkan untuk dana treasury, guna menjaga stabilitas dan mendorong ekspansi ekosistem secara menyeluruh.
Memegang token $HYPER berarti pengguna ikut berkontribusi terhadap masa depan proyek, sekaligus membuka akses ke berbagai manfaat nyata di dalam ekosistem.
Saat ini, $HYPER tersedia di tahap presale dengan harga $0,013005 atau sekitar Rp216 (menggunakan kurs terbaru Rp16.660 per USD). Investor yang membeli di tahap ini akan mendapatkan hak tata kelola (governance), pengurangan biaya gas, serta kesempatan untuk melakukan staking dengan tingkat imbal hasil tahunan (APY) sebesar 61%.
Namun, waktu sangatlah krusial. Imbal hasil ini akan terus menurun seiring semakin banyak investor yang mengunci token mereka melalui staking. Oleh karena itu, saat ini menjadi momen terbaik untuk memaksimalkan keuntungan dari program staking $HYPER.
Tim analis juga memprediksi bahwa harga $HYPER berpotensi melampaui $0,32 (sekitar Rp5.331) tahun ini setelah token ini listing di sejumlah exchange terkemuka. Dengan demikian, membeli $HYPER saat ini bisa memberikan potensi keuntungan hingga 20 kali lipat, belum termasuk pendapatan dari staking.
Segera ambil bagian dalam revolusi Bitcoin Layer-2. Bergabunglah dengan Bitcoin Hyper hari ini dan manfaatkan peluang besar yang ditawarkan.
Panduan Aman Masuk Presale Bitcoin Hyper, Jangan Ketinggalan!
Bagi Anda yang belum tahu cara mendapatkan token $HYPER, kini saatnya membaca Cara Beli Bitcoin hyper – Panduan Lengkap Beli $HYPER dengan Aman. Panduan ini mengajarkan langkah-langkah praktis membeli $HYPER langsung dari situs resmi dengan metode pembayaran yang fleksibel. Anda akan memahami cara menggunakan ETH, USDT, kartu kredit, hingga dompet Web3 untuk investasi awal. Dalam fase presale seperti ini, setiap detik sangat berharga. Jangan biarkan peluang ini hilang begitu saja. Segera pelajari Cara Beli Bitcoin hyper – Panduan Lengkap Beli $HYPER dengan Aman!
Jangan Lewatkan: Potensi Keuntungan 20x dari Bitcoin Hyper!
Jika Anda penasaran dengan proyeksi masa depan Bitcoin Hyper, maka Anda wajib membaca Prediksi Harga Bitcoin Hyper Tahun 2025–2030. Artikel ini membahas skenario realistis dan optimis yang bisa terjadi pasca listing di exchange besar. Anda akan menemukan analisis yang menunjukkan bagaimana $HYPER bisa tumbuh dari Rp216 menjadi lebih dari Rp5.000 per token. Di tengah lonjakan minat investor menjelang Uptober, ini bisa menjadi crypto yang mencetak sejarah. Jangan sampai Anda jadi investor yang menyesal karena terlambat. Baca Prediksi Harga Bitcoin Hyper Tahun 2025–2030 untuk tahu potensi lengkapnya!
Saatnya Bertindak Sebelum Uptober Dimulai!
Whale mulai bergerak masuk ke presale Bitcoin Hyper, menyuntikkan dana miliaran rupiah dalam waktu singkat. Ini menjadi sinyal kuat bahwa potensi proyek ini tak bisa dianggap remeh. Jika Anda ingin masuk saat valuasi masih rendah, momen ini tidak boleh dilewatkan. Timing adalah segalanya di dunia crypto.
Bitcoin Hyper bukan sekadar proyek Layer-2 biasa, tapi jawaban atas kelemahan jaringan Bitcoin saat ini. Skalabilitas, biaya transaksi, dan integrasi dengan smart contract kini bisa diatasi. Dengan mengadopsi teknologi Solana Virtual Machine, Hyper L2 siap membawa revolusi di ekosistem BTC. Investor awal punya peluang besar untuk menuai hasil sebelum listing.
Harga $BTC mulai menunjukkan tanda-tanda bullish menjelang Oktober. Dengan momentum musiman yang kuat dan arus dana institusional yang terus meningkat, ekosistem sekitar Bitcoin bisa ikut terdongkrak. Bitcoin Hyper bisa menjadi pusat likuiditas dan inovasi baru bagi pengguna $BTC. Kuncinya adalah masuk lebih awal sebelum hype menyentuh puncaknya.
Presale $HYPER saat ini menawarkan harga Rp216/token dengan APY staking 61%. Imbal hasil ini akan terus menurun seiring bertambahnya partisipan. Investor yang membeli sekarang berpeluang meraih cuan dari kenaikan harga dan reward staking dalam jangka menengah. Jangan tunggu sampai FOMO merebak.
Outlook ke depan menunjukkan peluang kenaikan harga $HYPER hingga Rp5.331, atau lebih dari 20x lipat dari harga presale saat ini. Ditambah dengan potensi listing di exchange besar, investor awal punya peluang ROI eksponensial. Amankan posisi Anda hari ini dan jadilah bagian dari revolusi Layer-2 Bitcoin bersama Bitcoin Hyper.
Disclaimer: Pendapat dan pandangan yang diungkapkan dalam postingan ini tidak selalu mencerminkan kebijakan atau posisi resmi Coinspeaker Indonesia. Informasi yang disediakan dalam postingan ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, investasi, atau profesional. Coinspeaker Indonesia tidak mendukung produk, layanan, atau perusahaan tertentu yang disebutkan dalam postingan ini. Pembaca disarankan untuk melakukan riset mandiri dan berkonsultasi dengan profesional yang berkualifikasi sebelum mengambil keputusan keuangan apa pun. Jangan pernah menginvestasikan lebih dari yang Anda siap kehilangan.
Alvaro Pradipta adalah analis crypto dan penulis senior di CoinSpeaker Indonesia dengan spesialisasi pada Bitcoin, Ethereum, dan aset digital berkapitalisasi besar. Dengan latar belakang di bidang Teknologi Informasi, Alvaro memiliki kemampuan untuk membedah aspek teknis blockchain sekaligus menjelaskan implikasinya terhadap harga dan adopsi.
Sejak 2018, Alvaro aktif menulis ulasan pasar harian, analisis teknikal, dan liputan event crypto internasional. Gaya tulisannya memadukan analisis berbasis data dengan wawasan tren global, menjadikannya salah satu penulis yang banyak diikuti oleh pembaca setia CoinSpeaker Indonesia.
Kami menggunakan cookie untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami. Jika Anda terus menggunakan situs ini, kami akan menganggap Anda setuju dengan hal tersebut.Ok