Morgan Stanley siap integrasi crypto trading, dorong prediksi Bitcoin menuju $120K. Bagaimana dampaknya ke investor dan peluang proyek baru seperti Bitcoin Hyper? Baca selengkapnya!
Selama sesi akhir perdagangan di Amerika Serikat, Bitcoin diperdagangkan di kisaran $112.167 atau sekitar Rp1,845 miliar (kurs Rp16.459/USD), dengan volume harian mendekati $47,6 miliar (Rp783 triliun).
Pergerakan harga ini relatif stabil meskipun pasar sempat mengalami gejolak. Keyakinan terhadap adopsi institusional semakin menguat setelah Morgan Stanley mengonfirmasi rencana untuk menambahkan fitur crypto trading melalui Zerohash di platform E*Trade mulai akhir tahun 2026.
Melalui integrasi ini, pengguna akan mendapatkan akses langsung ke Bitcoin (BTC), Ether (ETH), dan Solana (SOL), sebuah langkah penting yang mendorong crypto semakin dekat dengan penggunaan mainstream.
Morgan Stanley is partnering with cryptocurrency infrastructure provider Zerohash to let E*Trade clients trade popular coins beginning in the first half of next year https://t.co/t7ibOCdHW5
— Bloomberg (@business) September 23, 2025
Langkah strategis ini menempatkan Morgan Stanley bersaing langsung dengan Charles Schwab dan Robinhood, dua perusahaan yang sudah lebih dulu menawarkan produk terkait crypto.
Bitcoin sendiri mewakili sekitar $2,25 triliun (Rp37.041 triliun) dari total kapitalisasi pasar crypto global yang saat ini bernilai $3,9 triliun (Rp64.190 triliun). Keterlibatan yang lebih dalam dari Wall Street menunjukkan betapa pentingnya peran aset digital dalam sistem keuangan global.
- Peluncuran crypto trading Morgan Stanley E*Trade dijadwalkan akhir 2026
- Akses ke Bitcoin, Ether, dan Solana pada tahap awal
- Persaingan Wall Street semakin ketat dengan Schwab dan Robinhood
Baca juga: Daftar Koin Micin Terbaik untuk Dibeli di Indonesia Tahun 2025
Laba ETF BlackRock Memicu Optimisme
Bisnis ETF milik BlackRock yang terus berkembang juga memperkuat kepercayaan institusional. Menurut Leon Waidmann dari Onchain Foundation, ETF Bitcoin dan Ether milik BlackRock kini menghasilkan pendapatan tahunan sebesar $260 juta (Rp4,28 triliun), dengan kontribusi $218 juta (Rp3,58 triliun) hanya dari produk Bitcoin.
ETF Bitcoin yang dikelola perusahaan ini memiliki aset kelolaan hampir $85 miliar (Rp1.398 triliun), menjadikannya salah satu yang terbesar secara global bahkan jika dibandingkan dengan dana tradisional.
[𝕏] BlackRock’s #BTC and #ETH ETFs Generate $260 Million in Annualized Revenue With $218 Million From #Bitcoin and $42 Million From Ether Products$BTC $ETH $BLK $IBIT $ETHA pic.twitter.com/rstGoHidEt
— BecauseBitcoin.com (@BecauseBitcoin) September 23, 2025
Arus masuk yang besar menunjukkan Bitcoin tidak lagi dipandang semata-mata sebagai aset spekulatif, melainkan aset yang menguntungkan dan bisa diskalakan. Banyak analis menilai produk ETF semacam ini berpotensi menjadikan BTC sebagai bagian utama dari portofolio pensiun, yang bisa mendorong harga menuju $200.000 (Rp3,291 miliar) pada akhir tahun jika momentum tetap berlanjut.
Baca juga: Daftar Coin Baru untuk Investasi di 2025: Rekomendasi Crypto Teratas
Ekspektasi Pertumbuhan dari Kebijakan SEC
Faktor positif lainnya datang dari pernyataan Ketua SEC, Paul Atkins, yang memberikan sinyal rencana “innovation exemption” untuk crypto pada Desember 2025. Inisiatif yang menjadi bagian dari Project Crypto ini bertujuan mengurangi hambatan regulasi sekaligus memodernisasi aturan sekuritas.
Potensi pengecualian yang dibahas mencakup ICO, airdrop, dan insentif jaringan. Langkah ini berpotensi membuka jalan bagi lebih banyak ETF serta produk crypto terstruktur lainnya.
Atkins menekankan bahwa Amerika Serikat harus berupaya menjadi pemimpin global dalam inovasi aset digital. Trader menyambut baik pengumuman tersebut, dengan harga Bitcoin stabil di sekitar $111.000 (Rp1,827 miliar) seiring meningkatnya keyakinan akibat kejelasan regulasi.
Analisis Teknis Bitcoin: Fokus ke Level $110.000
Dari sisi teknikal, prediksi harga Bitcoin dalam jangka pendek masih penuh kehati-hatian. Penurunan harga di bawah $115.000 (Rp1,892 miliar) mendorong harga melewati level rata-rata pergerakan 50-EMA di $114.300 (Rp1,880 miliar) dan 200-EMA di $114.100 (Rp1,877 miliar), yang kini berubah menjadi area resistance.
Grafik memperlihatkan area base terbentuk di sekitar $112.000 (Rp1,843 miliar), dengan adanya lower wick panjang yang mengindikasikan aksi beli saat harga turun. Namun momentum masih lemah karena RSI berada di level 38.
Kegagalan mempertahankan $112.000 berpotensi menekan harga ke $110.850 (Rp1,822 miliar), kemudian $108.750 (Rp1,788 miliar). Jika tekanan jual semakin dalam, BTC bisa terkoreksi hingga $107.250 (Rp1,764 miliar). Sebaliknya, jika terjadi pemulihan di atas $113.450 (Rp1,865 miliar), jalur terbuka ke $114.750–$116.150 (Rp1,886 miliar–Rp1,911 miliar), bahkan berpeluang menguji kembali level $118.000 (Rp1,943 miliar).
Meskipun pelaku pasar jangka pendek cenderung defensif, tren besar masih menunjukkan higher low sejak musim panas lalu. Jika arus masuk institusional meningkat dan likuiditas makro membaik, Bitcoin berpotensi rebound menuju $120.000 (Rp1,975 miliar). Koreksi kali ini berpotensi menjadi peluang akumulasi jangka panjang.
Baca juga: Crypto Presale Terbaik untuk Dibeli di 2025
Presale Bitcoin Hyper ($HYPER) Gabungkan Keamanan BTC dengan Kecepatan Solana
Bitcoin Hyper ($HYPER) hadir sebagai proyek yang memposisikan dirinya sebagai Layer 2 pertama berbasis Bitcoin yang ditenagai oleh Solana Virtual Machine (SVM). Visi utama proyek ini adalah memperluas ekosistem BTC dengan menghadirkan smart contract berkecepatan tinggi, biaya rendah, aplikasi terdesentralisasi (dApp), bahkan peluang menciptakan meme coin baru.
Kombinasi keamanan BTC yang sudah terbukti dengan kerangka performa tinggi Solana membuka jalan bagi use case baru. Beberapa di antaranya termasuk BTC bridging yang lebih mulus hingga pengembangan dApp yang skalabel.
Tim pengembang memberikan fokus besar pada aspek trust dan scalability. Keamanan proyek telah diaudit oleh Consult, memberikan keyakinan tambahan bagi investor terhadap fondasi yang dibangun.
Presale Semakin Menguat
Momentum pertumbuhan Bitcoin Hyper terlihat sangat cepat. Presale sudah berhasil melampaui $17,5 juta atau sekitar Rp288 miliar, menyisakan alokasi terbatas yang masih tersedia.
Pada tahap ini, token HYPER dihargai hanya $0.012955 atau sekitar Rp213 (kurs Rp16.459/USD). Harga ini akan terus meningkat seiring progres presale yang berlangsung tahap demi tahap. Kunjungi web resmi presale Bitcoin Hyper sekarang juga!
Bingung Cara Ikut Presale Bitcoin Hyper? Panduan Ini Wajib Anda Baca!
Jika Anda baru pertama kali ingin terjun ke dunia presale dan melihat peluang di proyek Bitcoin Hyper, baca dulu Cara Beli Bitcoin Hyper – Panduan Lengkap Beli dengan Aman. Panduan ini akan membantu Anda memahami langkah-langkah pembelian, mulai dari pilihan metode pembayaran hingga cara menyimpan token secara aman. Tak hanya itu, Anda juga akan tahu strategi memaksimalkan keuntungan saat token listing nanti. Jangan buang waktu cari info sendiri—ini panduan yang Anda butuhkan untuk mulai investasi cerdas. Langsung klik sekarang dan bersiap ambil peluang!
Siap Cetak Cuannya? Begini Prediksi Bitcoin dan Kesempatan Besar di Presale HYPER
Ingin tahu seberapa tinggi harga Bitcoin bisa melesat setelah langkah strategis Morgan Stanley? Anda harus melihat lebih dekat Prediksi Harga Bitcoin Hyper Tahun 2025–2030. Artikel ini mengupas potensi besar BTC dan bagaimana proyek Bitcoin Hyper bisa ikut terdorong oleh lonjakan harga pasar. Dengan integrasi Solana Virtual Machine di atas jaringan BTC, proyek ini siap menyentuh gelombang adopsi besar berikutnya. Jangan sampai ketinggalan wawasan penting soal target harga dan timeline eksplosif token HYPER. Klik dan pelajari sekarang sebelum harga naik!
Baca juga: Coinbase Listing Terbaru 2025: Koin Baru yang Siap Masuk Bursa
Peluang Besar Menyambut Bitcoin Hyper
Langkah Morgan Stanley membuka jalan besar bagi adopsi crypto institusional, dengan fokus utama pada Bitcoin, Ether, dan Solana. Integrasi trading crypto di E*Trade membuat aset digital semakin dekat ke pengguna retail. Ini menunjukkan bahwa Bitcoin kini bukan lagi sekadar spekulasi, tetapi menjadi bagian dari sistem keuangan yang diakui Wall Street.
Pertumbuhan bisnis ETF BlackRock menjadi pilar kepercayaan investor besar. Produk ETF Bitcoin mereka mencetak laba miliaran dan terus menarik arus masuk besar. Proyeksi harga Bitcoin mencapai $200.000 di akhir tahun bukan lagi mimpi belaka, terutama dengan dukungan institusi.
Sinyal positif dari SEC soal regulasi crypto memberikan angin segar. Project Crypto dan wacana “innovation exemption” dapat memicu peluncuran ETF baru dan produk turunan lainnya. Ketika regulasi semakin jelas, investor akan lebih percaya diri untuk masuk ke pasar.
Analisis teknikal jangka pendek mengindikasikan potensi koreksi sehat. Namun tren makro tetap bullish dengan higher lows yang konsisten. Ini menciptakan peluang emas untuk akumulasi sebelum breakout menuju $120.000 atau lebih.
Presale Bitcoin Hyper hadir sebagai langkah strategis berikutnya. Dengan harga terjangkau dan konsep inovatif gabungan BTC dan SVM Solana, proyek ini punya posisi unik di pasar. Investor cerdas akan melihat koreksi BTC saat ini sebagai waktu terbaik untuk masuk ke presale HYPER dan bersiap menyambut potensi pertumbuhan jangka panjang. Kunjungi web resmi presale Bitcoin Hyper sekarang juga!
Disclaimer: Pendapat dan pandangan yang diungkapkan dalam postingan ini tidak selalu mencerminkan kebijakan atau posisi resmi Coinspeaker Indonesia. Informasi yang disediakan dalam postingan ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan, investasi, atau profesional. Coinspeaker Indonesia tidak mendukung produk, layanan, atau perusahaan tertentu yang disebutkan dalam postingan ini. Pembaca disarankan untuk melakukan riset mandiri dan berkonsultasi dengan profesional yang berkualifikasi sebelum mengambil keputusan keuangan apa pun. Jangan pernah menginvestasikan lebih dari yang Anda siap kehilangan.